Selasa, 23 Januari 2018

Good men, Good his adab



“Bahwa orang baik atau good man, tentunya adalah manusia yang beradab, manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia" (Prof. Naquib Al-attas)


Masalah yang mendasar yang sedang dihadapi umat saat ini yaitu masalah ilmu dan adab. Ilmu sudah mulai dijauhkan, bahkan dihilangkan dari norma-norma, nilai-nilai adab dalam arti luas. Akibatnya, terjadilah suatu keadaan yang oleh al-Attas disebut "the loss of adab" (hilangnya adab). Efek buruk dari fenomena ini adalah terjadinya kebingungan dan kekeliruan persepsi mengenai ilmu pengetahuan , yang selanjutnya menciptakan ketiadaan adab dari masyarakat. Maka, adab diperioritas lebih dahulu sebelum adanya ilmu pengetahuan.

Read More

Minggu, 14 Januari 2018

Definisi, Konsep dan Ruang lingkup Pendidikan Interdisipliner

MAKALAH
Definisi, Konsep dan Ruang lingkup Pendidikan Interdisipliner
(Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas diskusi pada mata kuliah Pendidikan Interdispliner)

Dosen Pengampu:
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I





Disusun Oleh:
Irfan Sofyan Efendi NIM. 16150243



PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017/2018


BAB I

    Pendahuluan

            A.   Latar belakang
Pada abad ke sembilan belas, kontak antara kaum muslimin dengan masyarakat barat kembali terjadi. Dalam kontak ini, terlihatlah bertapa masyarakat barat telah begitu maju dibanding dengan masyarakat muslim dalam bidang ilmu pengetahuan.
Kontak ini menimbulkan kesadaran umat islam betapa mereka telah jatuh tertinggal dibanding dengan masyarakat barat. Oleh karena itu, timbul upaya untuk memperbaiki kekurangan yang dialami selama ini agar masyarakat muslim tidak lagi terjebak dalam ketertinggalan yang berkepanjangan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki itu adalah dengan pendidikan. Berkenaan dengan itu timbullah usaha perbaikan pendidikan islam di Mesir yang dipelopori oleh Muhammad Ali Pasha, di Turki dipelopori oleh Sultan Mahmud II, di India muncul Syaid Ahmad Khan dengan mendirikan lembaga pendidikan MAOC (Mohammedan Anglo Oriental College) yang kemudian pada tahun 1920 ditingkatkan statusnya menjadi universitas dengan nama Universitas Aligarh. Universitas ini merupakan salah satu universitas terkemuka saat sekarang ini di India Utara.
Di Indonesia muncul sejumlah tokoh pembaru pendidikan islam, seperti Abdullah Ahmad, Zainuddin Labay, Rahmah El Yunusiah, Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asyary. Di antara inti pokok pendidikan islam yang diperbarui itu adalah menteri yang diajarkan, sistem pengajaran, manajemen dan metode. Dalam hal ini pendidikan interdisipliner akan kita bahas karena berpengaruh dengan perihal-perihal di atas. Dan semoga dapat diambil maanfaat dari pembahasan-pembahasannya.


            A.   
Latar belakang
Pada abad ke sembilan belas, kontak antara kaum muslimin dengan masyarakat barat kembali terjadi. Dalam kontak ini, terlihatlah bertapa masyarakat barat telah begitu maju dibanding dengan masyarakat muslim dalam bidang ilmu pengetahuan.
Kontak ini menimbulkan kesadaran umat islam betapa mereka telah jatuh tertinggal dibanding dengan masyarakat barat. Oleh karena itu, timbul upaya untuk memperbaiki kekurangan yang dialami selama ini agar masyarakat muslim tidak lagi terjebak dalam ketertinggalan yang berkepanjangan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki itu adalah dengan pendidikan. Berkenaan dengan itu timbullah usaha perbaikan pendidikan islam di Mesir yang dipelopori oleh Muhammad Ali Pasha, di Turki dipelopori oleh Sultan Mahmud II, di India muncul Syaid Ahmad Khan dengan mendirikan lembaga pendidikan MAOC (Mohammedan Anglo Oriental College) yang kemudian pada tahun 1920 ditingkatkan statusnya menjadi universitas dengan nama Universitas Aligarh. Universitas ini merupakan salah satu universitas terkemuka saat sekarang ini di India Utara.
Di Indonesia muncul sejumlah tokoh pembaru pendidikan islam, seperti Abdullah Ahmad, Zainuddin Labay, Rahmah El Yunusiah, Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asyary. Di antara inti pokok pendidikan islam yang diperbarui itu adalah menteri yang diajarkan, sistem pengajaran, manajemen dan metode. Dalam hal ini pendidikan interdisipliner akan kita bahas karena berpengaruh dengan perihal-perihal di atas. Dan semoga dapat diambil maanfaat dari pembahasan-pembahasannya.

 
     B.     Rumusan masalah
Mengetahui latar belakang diatas dapat disimpulkan menjadi beberapa rumusan masalah :
1.      Apa yang di maksud dengan Pendidikan Interdisipliner ?
2.      Bagamaina Konsep dalam Pendidikan Interdisipliner ?
3.      Bagaimana Ruang lingkup dalam Pedidikan Interdisipliner ?

      C.    Tujuan
Mengetahui rumusan masalah diatas dapat disimpulkan menjadi beberapa tujuan, diantaranya :
1.       Mengetahui pengertian Pendidikan Interdisipliner.
2.       Mengetahui konsep Pendidikan Interdisipliner.
3.       Mengetahui ruang lingkup Pendidikan Interdisipliner.


BAB II
PEMBAHASAN

           A.    Pengertian
a.       Pendidikan.
Dalam pengertian sempit pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk  pentransferan ilmu (knowledge), nilai (value) dan keterampilan (skill). Hal ini bersifat proses pembelajaran, di mana ada pendidik, ada peserta didik, dan ada bahan (materi) yang disampaikan ditunjang dengan alat-alat yang digunakan.[1]
Sedangkan menurut Qodri Azizy (2002 :18) mendefinisikan bahwa pendidikan “the process of training and developing the knowledge, skill, mind, character, etc, especiallly by formal schooling”.[2] Di dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. [3]
Sedangkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[4]

Kedua pengertian pendidikan sebagaimana tersebut di atas adalah bersifat umum yaitu bahwa manusia yang memiliki kualitas pribadi dalam lingkup budaya, belum bersifat khusus bagaimana yang diharapkan Islam. Padahal melalui pendidikan islam, kualitas pribadi muslim yang harus dibentuk meliputi : aspek fikir, aspek qolb, aspek amal dan aspek lain baik dalam hubungannya dengan sesama makhluk secara horizontal maupun dalam hubungannya dengan sang khaliq secara vertical, baik untuk kebutuhan duniawi maupun kebutuhan ukhrawi.[5]
Pendidikan atau al-Tarbiyah secara bahasa berkaitan dengan kata al-Rabb, menurut al-Baidlawi :

التربية و هي تبليغ الشيء الى كماله شينا فشينا

Pendidikan yaitu mengantarkan sesuatu menuju kesempurnaannya sedikit demi sedikit. Demikian juga menurut al-Raghib al-Asfahani :

التربية وهو انشاء الشيء حالا فحالا الى حد التّمام

Pendidikan yaitu menumbuhkan sesuatu sedikit sedikit (pelan-pelan) menuju batas kesempurnaan. (Muhammad Nur bin Abd al-Hafidz Suwaid, 2000 : 27)
Secara istilah, menurut Plato (dalam al-Zantany : 1984 : 23) bahwa pendidikan adalah :

ان التربية هي اعطاء الجسم والروح كل ما يمكن من الجمال والكمال

Artinya : bahwa pendidikan adalah pemberian bekal jasmani dan rohani dengan berbagai hal yang memungkinkan ia menjadi indah dan sempurna.
 Menurut Ibnu Sina pendidikan adalah :

ان التربية هي وسيلة اعداد الناسئ للدنياوالدنيا في ان واحد وتكوينه عقليا وخلقيا وجعله قادرا على اكتساب صناعة ثناسب ميوله وطبيعته وتمكنه من كسب عيشه

Artinya : sesungguhnya pendidikan adalah sarana mempersiapkan orang yang sedang tumbuh (generasi) untuk agama dan dunia di dalam suatu keadaan dan membentuknya (agar berfikir) rasional dan berakhlak dan  menjadikannya memiliki kemampuan untuk berusaha produktif sesuai dengan minat dan bakatnya yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan hidupnya.[6]
Dalam bahasa arab, terdapat kata yang memiliki arti sepadan dengan pendidikan, ulama salaf menyebut ada istilah al-irsyad (sebagaimana nama kitab risalah al-musytarsyidin karya al-muhasibi), al-tahdzib (seperti kitab tahdzib al-akhlaq oleh ibn miskawaih), al-siyasah (seperti kitab siyasah al-shibyan oleh Ibnu Sina). Demikian juga istilah ta’dib (seperti kitab adab al-mu’allimin oleh ibnu sahnun, kitab adab al-dunya wa al-din oleh al-mawardi, kitab adab al-‘alim wa al-muta’allim oleh KH Hasyim Asy’ari, dan sebagainya), al-ta’lim (seperti kitab ta’lim al-muta’allim oleh al-Zarnuji), al-tarbiyah (seperti kitab al-tarbiyya wa al-ta’lim karya Rasyid Ridla dan kitab pendidikan di era modern), dan juga al-tadris sebagai istilah yang perlu direkomendasikan untuk pendidikan di zaman kontemporer sekarang ini.[7]
b.      Interdisipliner.
Dalam kamus ilmiyah popular interdisipliner merupakan antar cabang ilmu pengetahuan, antar disiplin ilmu.[8]
Jacobs seperti dikutip dalam indrawati (2009) mendefinisikan pembelajaran interdisipliner sebagai “Pendekatan kurikula yang menerapkan metodologi dari lebih satu disiplin ilmu untuk mengkaji tema, isu, permasalahan dan topik sentral”. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Everett (dalam indrawati, 2009) yang melihat pembelajaran interdisipliner sebagai pendekatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu proyek aktif. Dengan demikia, secara umum sebuah pembelajaran interdisipliner mencakup : (1) kombinasi mata pelajaran. (2) penekanan pada proyek. (3) keterkaitan antar konsep dan (4) tema sebagai prinsip organisasi atau sumber kajian.[9]
Kuanandar (2007) menegaskan bahwa pembelajaran interdisipliner (terpadu) memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik. Terlebih bila gagasan pokok pembahasan tersebut merupakan suatu persoalan yang dekat dengan lingkungan mereka. Dengan demikian, hasil belajar dapat bertahan lama karena pengalaman belajar tersebut lebih berkesan dan bermakna. Kebermaknaan itu, menurut Joni T.R. dalam Trianto (2007), tercipta sebab siswa secara aktif mencari, menggali serta menemukan konsep keilmuan secara holistik dengan cara memahami konsep yang baru dipelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami. Pembelajaran terpadu tidak saja memberikan kontribusi positif pada peserta didik, tetapi juga kepada pendidik. Sebagai berikut tabel.1 Manfaat Pembelajaran Terpadu.[10]
c.       Pendidikan Interdisipliner.
kesimpulan dari pengertian-pengertian diatas, bahwa pendidikan interdisipliner merupakan  proses mentrasferkan ilmu antar ilmu cabang dalam ilmu pengetahuan atau bisa diartikan mengembangkan potensi diri menjadi lebih baik dengan cara berfikir integrasi, konsep, metode, dan analisis menggunakan berbagai disiplin ilmu/pengetahuan.

                 B.     Konsep Pendidikan Interdisipliner.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu yang dikemukakan oleh Sukayati (2004) dan Margareta dalam Indrawati (2009), yaitu holistik, bermakna, aktif, dan otentik. Holistik yaitu tema yang menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi pelajaran dikaji dari berbagai situasi, aspek dan perspektif. Bermakna yaitu tema yang   dikaji   dari   berbagai   sisi dan perspektif akan membentuk jalinan konsep yang saling berhubungan (skemata). Pembelajaran menjadi bermakna manakala siswa dapat mengkaitkan satu konsep dengan konsep lainnya dan digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan yang nyata. [12]
Pembelajaran terpadu berpusat pada keaktifan peserta didik dalam mencari, menggali dan menemukan konsep pengetahuan. Keaktifan secara fisik, mental, intelektual dan emosional ini akan memampukan siswa mencapai hasil belajar yang optimal serta termotivasi untuk belajar. Sedangkan, otentik bermakna pengetahuan/konsep/hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran terpadu ditemukan oleh siswa sendiri karena ia melibatkan dirinya secara langsung dalam proses pembelajaran serta mencarinya sendiri. Penemuannya merupakan sesuatu yang otenti dan bukan atas informasi dari guru. Mengingat guru dalam hal ini hanya berperan sebagai fasilitator dan katalisator.[13]
Dalam pembelajaran interdisipliner, hubungan antar mata pelajaran dapat dipetakan dalam 3 Tipe yaitu Separated Subject Curriculum, Correlated Curriculum dan Intergrated Curriculum. (Nasution, S. dalam Trianto, 2007). Dalam Integrated curriculum, pembelajaran pusatkan pada suatu masalah atau topik tertentu yang dilaksanakan melalui pembelajaran unit. Untuk memecahkan masalah tersebut, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berhubungan antara satu mata pelajaran     dengan mata pelajaran lainnya. Berdasarkan pengertian di atas, maka pembelajaran interdispliner Bahasa dan Sastra, Teknologi serta Seni Visual.[14]
Fogarty (1999) memperkenalkan berbagai model pembelajaran interdisipliner antara lain : model hubungan, model jaring laba-laba, model   terpadu dan model tersarang. Dalam pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik, model jaring laba-laba (webbed) sering   digunakan. Dalam pembelajaran ini, kegiatan belajar-mengajar dimulai dengan tema sentral. Selanjutnya tema tersebut dijabarkan dalam pokok bahasan, keterampilan, konsep serta kemampuan yang hendak dikembangkan oleh siswa dalam berbagai mata pelajaran. Harapannya siswa memiliki pengetahuan yang utuh melalui hubungan antar kegiatan dalam mata pelajaran yang berbeda. Kelebihan model ini menurut   Trianto (2007) dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, terutama bila tema yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka serta masih dalam jangkauan pemikiran mereka.[15]
                 C.     Ruang Lingkup Pendidikan Interdisipliner.
Harun Nasution menyebutkan modernisasi dalam masyarakat barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama, dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.[16]
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan pembaharuan, yakni : tajdid, modernisasi, peristilahan ini merujuk kepada pemikiran, sikap, perilaku yang harus ditinggalkan karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman guna menggapai pemikiran, sikap, perilaku yang sesuai dengan kemajuan zaman. Dengan demikian, hakikat dari pembaharuan itu adalah pembaharuan dari pola berfikir lama ke pola berfikir baru yang lebih adaptif terhadap kemajuan zaman.[17]
Dengan ini pendidikan interdisipliner sangat berpengaruh dengan zaman pembaharuan yang mencakup ruang lingkup pemikiran, sikap, perilaku yang sesuai dengan kemajuan zaman.



[1] Daulay, H.Haidar Putra. PENDIDIKAN ISLAM dalam lintasan sejarah. (cetakan ke-2 : juli 2014). Hal, 3.
[2] “proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pikiran, perilaku dan lain-lain terutama oleh sekolah formal”
[3] Ali, H. Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. (cetakan ke-4 : 2009). Hal, 7-8.
[4] Ibid.
[5] Ibid hal 8-9.
[6] Ibid hal 9-10.
[7] Ibid hal 11-12.
[8] Windi, Novia. Kamus Ilmiyah POPULER. Pustaka Gama. Hal : 212.
[9] Janarto, daru kabeka. Pembelajaran interdisipliner : upaya mengapresiasi sastra secara holistik.
  2 oktober 2010. Hal, 525-526.
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Ibid. hal 526-527.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Ibid.
[16] Daulay, H.Haidar Putra. PENDIDIKAN ISLAM dalam lintasan sejarah. (cetakan ke-2 : juli 2014). Hal : 155-156.
[17] Ibid.
 BAB III

  PENUTUP

      A.   Kesimpulan.
      Dapat di tuliskan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan diatas, sebagai berikut,
a.   Pendidikan interdisipliner merupakan  proses mentrasferkan ilmu antar ilmu cabang dalam ilmu pengetahuan.
b.  Sebagaimna ungkapan Fogarty (1999) bahwa konsep pembelajaran interdisipliner diantranya : model hubungan, model jaring laba-laba, model   terpadu dan model tersarang. Dalam pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik, model jaring laba-laba (webbed) sering   digunakan. Dalam pembelajaran ini, kegiatan belajar-mengajar dimulai dengan tema sentral. Selanjutnya tema tersebut dijabarkan dalam pokok bahasan, keterampilan, konsep serta kemampuan yang hendak dikembangkan oleh siswa dalam berbagai mata pelajaran. Harapannya siswa memiliki pengetahuan yang utuh melalui hubungan antar kegiatan dalam mata pelajaran yang berbeda. Kelebihan model ini menurut Trianto (2007) dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, terutama bila tema yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka serta masih dalam jangkauan pemikiran mereka.
c.  Pendidikan Interdisipliner sangat berpengaruh dengan zaman pembaharuan yang mencakup ruang lingkup pemikiran, sikap, perilaku yang sesuai dengan kemajuan zaman.


 
Daftar Pustaka.

Ali, H. Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. (cetakan ke-4 : 2009). PKP12 Universitas Wahid Hasyim.
Daulay, H.Haidar Putra. PENDIDIKAN ISLAM dalam lintasan sejarah. (cetakan ke-2 : juli 2014). KENCANA Prenadamedia Group.
Janarto, Daru Kabeka. Pembelajaran interdisipliner : upaya mengapresiasi sastra secara holistik. 2 oktober 2010.
Windi, Novia. Kamus Ilmiyah POPULER. Pustaka Gama. Hal : 212.


Read More

Definisi, Konsep dan Ruang lingkup Pendidikan Interdisipliner, ppt

Ruang lingkup dalam pendidikan interdisipliner bertujuan untuk menyediakan sebuah forum untuk pemahaman ilmiah tentang bidang pendidikan dan memainkan peran penting dalam mempromosikan proses yang mengumpulkan pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang ditransmisikan dari satu generasi ke generasi lainnya 

Dan untuk membuat metode dan isi evaluasi dan penelitian di bidang pendidikan yang tersedia bagi guru, administrator dan pekerja penelitian. Jurnal tersebut mencakup berbagai topik, termasuk pengembangan anak, kurikulum, pemahaman bacaan, filosofi pendidikan dan pendekatan pendidikan, dll.


Kamu bisa Membaca Langsung Pada Link di Bawah ini.
https://drive.google.com/file/d/11xb
iLU0O_GZvaDE6U4zvFCfIoutu7ymX/view
Read More

Rabu, 10 Januari 2018

Menjadi Santri ?


Santri ?
By : I.S.E

Berawal dari sebuah reuni/klumpuk an anak SMA. Setelah lulus SMA, teman-teman qu memiliki tujuan untuk melanjutkan studinya ke berbagai universitas ternama walaupun ada sebagian tidak melanjutkan melaikan bekerja ditempat ternama pula, hhehe, gumamku. 

Tetapi beda dengan diriku yang kekeh ingin melanjutkan studi di pondok yang siswa yang terkenal dengan sebutan ‘santri’, wkwk, bisikku.

Sejarah keinginan qu untuk mondok bukan barusan lulus SMA melainkan, sudah terfikirkan sejak dibangku SD. Namun, terwujudnya diwaktu setelah SMA. Tapi, aq yakin itu taqdir terbaik yang allah pilihkan untukku, kata-kata dalam hati kecilqu. 

Walaupun sekiranya banyak ocehan-ocehan orang yang tidak mengenal agama yang hanya berfikir materialis. Mereka selalu berkata : santri? Opo gaean e santri? Lulus ape nyambut gawe opo? Dsb.

Keingingan yang bagaikan paku yang sudah nancap tidak bisa dicabut lagi, saat itu pula aq berangkat ke pondok. Sungguh hal yang luar biasa yang aq rasakan saat mondok jauh berbeda dengan fikiran-fikiran dalam benak mereka yang mengolok-olokqu sebelum keberangkatan.

Hingga saat tiba liburan, waktu itu pula aq menyempatkan diri untuk mengunjungi surgaqu sebagaimana pepatah mengatakan “rumah qu surga qu”. kutipan itu aq dapat dari cerita Romo Kyai yang menceritakan nabi adam yang dibuang dari rumahnya karena melakukan pantagan dari allah, yang ditempat buangan itu beliau selalu merindukan rumah lamanya yaitu surga. 

Singkat cerita, ketika di hari jum’at yang diwaktu itu ummat islam diwajibkan untuk sholat jum’at bagi kaum laki-laki. Seketika itu pula waktu khutbah sudah tiba. Suasana menjadi hening ketika tidak adanya sang khotib. 

Saat itu pula aq memberanikan diri untuk maju untuk menggantikan sang khotib. Karena, dipondok itu hanya lah hal yang biasa. Dengan peristiwa itu semua orang kemudian tersanjung, terkesima dengan apa yang aq sampaikan. Sehingga, membuat mereka yg dulu meremehkan sekarang penuh dengan hormat memujiku.


“Jangan ketawa kan orang lain yang mana suatu saat ia akan jauh lebih baik dari yang menertawakan”. 
Read More

Senin, 08 Januari 2018

-Mengasah Akal Dengan Alam-



“Mengasah Akal Dengan Alam”
By : I.S.E

            Alam semesta ada karena ada yang mengadakan. Seketika itu pula allah memberikan banyak fungsi dan kegunaan didalam alam semesta kepada seluruh makhluknya. Sebagaimana firman allah SWT yang salah satunya didalam surat al-baqarah ayat 22, allah swt berfirman :

لَكُمْ رِزْقًا الثَّمَرَاتِ مِنَ بِهِ فَأَخْرَجَ مَاءً السَّمَاءِ مِنَ وَأَنْزَلَ بِنَاءً وَالسَّمَاءَ فِرَاشًا الْأَرْضَ لَكُمُ جَعَلَ الَّذِي

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu”

            Dalam kandungan ayat ini allah telah memberikan banyak ilmu-Nya kepada kita sebagai hambanya diantaranya, mengapa diciptakan bumi? Mengapa diadakan langit?

bumi adalah hamparan ‘bagimu’, yang mana akan menjadi kehidupan atau tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Didalam bumi itulah semua manusia akan mengali banyak ilmu-ilmu yang berkaitan dengan dunia dan ilmu yang berkaitan dengan akherat. Yang mana keduanya memiliki fungi masing-masing tetapi keduanya saling memiliki keterkaitan sebagaimana dalam sebuah perkataan bahwa hidup didunia itu hampa, jika hanya dengan duniawi saja tanpa ilmu akherat yang menyempurnakannya.

            Sedangkan dilangit allah SWT menjadikan banyak ilmu untuk dapat difahami oleh manusia serta memudahkan hamba untuk selalu mengabdikan diri kepada sang khaliq. Diantara ilmu itu seperti hal nya yg dijelaskan dalam firman allah dalam (surat az-zukhruf : 6-11) yang artinya :

“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”.

Dengan adanya hujan kita dapat mempelajari banyak ilmu diantaranya meyakinkan kita bahwa anugerah serta kekuasaan sang khaliq sangatlah luar biasa dan kita dapat mengetahui siklus perjalanan hujan yg mana setiap saat miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer, lalu kembali lagi menuju daratan. Kehidupan pun bergantung pada daur air ini. Telah dibuktikan kebenaran ayat tersebut oleh Harun Yahya dalam The Signs in The heavens and the Earth for Men of Understanding.

            Selanjutnya yaitu ketika hujan turun dan membasahi tanah dibumi allah swt menghendaki untuk menumbuhkan tanaman, buah-buahan sebagai rizeki kepada seluruh makhluk nya dibumi. Dan dengan itu semua manusia diciptakan tidak lain semata-mata menjadi khalifah dibumi allah swt. Dengan mengerjakan kebaikan serta perbaikan dan terjauhkan dari sikap merusak atau pun membuat kerusakan.


-Jazakumullah khairan ahsanal jaza’-
Read More